Selasa, 15 Maret 2011

ASUHAN NEONATUS, BAYI, DAN ANAK BALITA ASUHAN PADA BAYI 6 MINGGU PERTAMA



                              MAKALAH
ASUHAN NEONATUS, BAYI, DAN ANAK BALITA
ASUHAN PADA BAYI 6 MINGGU PERTAMA



DOSEN PEMBIMBING : RACHMAWATI, M.KES

DISUSUN OLEH :
CHAROLIN
RIANI DWI INDAH SARI

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKHNIK KESEHATAN  BENGKULU
PRODI KEBIDANAN CURUP
TAHUN AJARAN 2010-2011


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT  karena berkatnya lah kami dapat menyelesaikan Makalah Asuhan Neonatus, bayi, dan Anak Balita tentang Asuhan pada bayi 6 Minggu Pertama . Serta tidak lupa pula kami ucapkan salawat beriring salam kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh teknologi seperti yang kita rasakan saat ini.
Dalam hal ini kami juga ucapkan terima kasih kepada bunda Rachmawati dan pihak-pihak yang telah membantu serta  memberikan motivasi baik itu berupa materi ataupun moril.
Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak, untuk berbagai kepentingan khususnya bagi mahasiswa Poltekkes Bengkulu Prodi Kebidanan maupun Keperawatan Curup.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah  ini, maka dari itu kami mengaharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan penulisan  makalah ini di masa yang akan datang.


Curup, Oktober 2010

Penulis






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................1

KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar  Belakang...................................................................................................................4
B.       Rumusan Masalah...............................................................................................................5
C.       Maksud dan Tujuan.............................................................................................................5
D.      Batasan Masalah..................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
A.      Peran bidan pada  bayi 6 minggu pertama..........................................................................6
B.       Kebuthan bayi pada 6 minggu pertama...............................................................................7
C.       Rencan Asuhan yang akan diberikan pada bayi 6 minggu pertama....................................9

BAB III PENUTUP

A.      Kesimpulan........................................................................................................................20
B.       Saran..................................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................21









BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
            Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, angka kematian bayi (AKB), khususnya angka kematian bayi baru lahir (neonatal) masih berada pada kisaran 20 per 1.000 kelahiran hidup
            Menyadari kondisi tersebut, Departemen Kesehatan pada tahun 2000 telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) jangka panjang upaya penurunan angka kematian bayi baru lahir. Dalam Renstra ini difokuskan pada kegiatan yang dibangun atas dasar sistem kesehatan yang mantap untuk menjamin pelaksanaan intervensi dengan biaya yang efektif berdasarkan bukti ilmiah yang dikenal dengan sebutan “Making Pregnancy Safer (MPS)” melalui tiga pesan kunci. Demikian penegasan Menkes Dr. Achmad Sujudi pada pembukaan Seminar Pendekatan dan Praktik Terbaik Kesehatan Maternal dan Neonatal di Jakarta tanggal 10 Mei 2004.
            Perkembangan bayi sangat cepat, tapi tetap saja pada usia 6 minggu pertama memorinya masih virtual atau belum nyata. Di saat terjaga, ia belum bisa menangkap secara jelas apa-apa saja yang dialaminya. Situasi ini kurang lebih sama dengan seseorang yang mengalami kejadian misterius, dimana dia masih merasa asing dengan keadaan sekelilingnya, atau antara ada dan tiada. Sebagai contoh, walaupun ibu adalah sosok yang sangat akrab baginya, tapi dia tidak akan merasa kehilangan saat ibu meninggalkannya di kamar. Begitu juga kalau misalnya terjadi gangguan, seperti benda jatuh di dekatnya, sampai usia 6 minggu, bayi akan dengan cepat melupakannya.
            Untuk meningkatkan memorinya, pancinglah ia untuk berkonsentrasi. Ketika ibu/ayah sedang bersama bayi carilah suasana yang tenang, dimana tidak banyak gangguan suara, sehingga Anda berdua bisa nyaman bercakap-cakap. Jarak idealnya kurang lebih 25 cm, dengan begitu bayi dapat “mengawasi” dan kemudian mengingat wajah orang yang mengajaknya bicara.

1.2.   Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan Makalah ini antara lain :
-          Apa peran bidan pada bayi 6 minggu pertama ?
-          Apa saja kebutuhan bayi 6 minggu pertama ?
-          Apa saja rencana asuhan yang akan diberikan bidan  pada bayi 6 minggu pertama?

1.3.    Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1.      Mengetahui peran bidan pada bayi 6 minggu pertama
2.      Mengetahui kebutuhan bayi 6 minggu pertama
3.      Mengetahui rencana asuhan yang akan diberikan bidan  pada bayi 6 minggu pertama

1.4.Pembatasan Masalah
            Permasalahan dalam makalah ini terbatas pada peran bidan pada bayi 6 minggu pertama, kebutuhan bayi 6 minggu pertama, dan rencana asuhan yang akan diberikan bidan  pada bayi 6 minggu pertama.














BAB II
ISI


A.      Peran bidan pada bayi 2-6 hari

            Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan pada bayi 6 minggu pertama.  Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :

1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.

2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.

3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.

4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.

5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.

6. Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman dan perawatan bayi

7. Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.

8. Memberikan asuhan kebidanan secara profesional



B.  Kebutuhan bayi 6 minggu pertama
Kebutuhan-kebutuhan bayi pada 6 minggu pertama antara lain :
-          Minum
           Kebutuhan cairan pada tiap bayi berbeda. Pada umumnya cairan   yang diberikan pada hari pertama 60 ml/kg BB dan setiap hari ditambah sehingga pada hari ke-14 dicapai 200 ml/Kg BB sehari . ASI adalah cairan terbaik dalam memenuhi nutrisi dan cairan bayi baru lahir , bayi disusui segera setelah lahir , menyusui bayi dapat dilakukan  setiap 4 jam atau sesuai dengan keinginan bayi ( lebih dianjurkan) pada payudara kiri dan kanan secara bergantian. Bila memerlukan susu tambahan maka perlu mempertimbangkan  : jumlah yg tepat, hygiene dan steril, serta susu harus hangat.

-          Eliminasi
           Bayi berkemih  7 -10 kali sehari. BAB paling tidak 1 kali sehari, Feses yang pertama adalah mekonium , feses peralihan  berwarna kuning gelap berangsur kuning normal. Feases bayi yang diberi ASI  : lunak berwarna kuning, tidak berbentuk dan tidak berbau. Feses bayi yg diberi susu formula : lebih keras, berwarna kuning, hijau pucat dan berbau.

-          Tidur
           Pada malam hari kira-kira tidur 8 – 10 jam/hari. Bayi lebih banyak tidur 60 %.

-          Kebersihan Kulit
           Setiap kali popok basah / kotor daerah pantat dan lipat paha di basuh dan dikeringkan Dapat di berikan vaselin , minyak telon atau lation. Bayi dimandikan 1- 2kali sehari , sebaiknya dimandikan sebelum disusui.
            Tujuan memandikan bayi adalah membersihkan kulit tubuh bayi, merangsang peredaran darah  bayi, mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat  dan dapat memberikan rasa nyaman dan segar.

Hal –hal yg harus diperhatikan pada saat memandikan bayi antara lain :
-          Kedaaan umum bayi baik
-          Usahakan bayi tidak kedinginan
-          Semua peralatan yang diperlukan harus dapat berada dekat bidan sehingga mudah dicapai
-          Waktu penggunaan sampho atau sabun jangan sampai kena mata
-          Suhu air sesuai dengan suhu tubuh
-          Waktu memandikan bayi  baru lahir adalah 6 jam setelah bayi lahir
-          Handuk dipakai untuk bayi  tidak digunakan untuk anggota keluarga lain.
-          Keamanan
·         Kuku dan jari tangan
Kuku panjang dapat menyebabkan luka garukan pada kulit bayi yang sangat sensitif terutama di wajah : infeksi
                        Kuku sebaiknya dipotong atau diberi sarung tangan
·         Pakaian
Pakai dapat menjadi pembawa kuman, pakaian dan selimut harus dicuci dahulu lalu distrika, pakai baru harus dapat dicuci dahulu

Mencegah kecelakaan :
1.      jangan sekali-kali meninggalkan bayi tanpa ada yg menunggu
2.      Jangan sekali-kali meninggalkan bayi dalam air, atau di tempat tidur, kursi atau meja
3.      Hindari pemberian apapun pada mulut bayi selain ASI, dapat tersedak
4.      Baringkan bayi pada alas yg keras pada punggung dan sisi badannya

Tanda-tanda bahaya :

1.      pernapasan : sulit atau lebih dari 60 kali permenit
2.      Kehangatan : terlalu panas (> 38 C) atau terlalu dingin (< 36 C)
3.      Warna : Kuning (terutama dalam 24 jam pertama), biru atau pucat
4.      Pemberian makanan : hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja lembek, hijau tua, lendir dan ada darah pada tinja
5.      Tali pusat : merah bengkak, keluar cairan bauk busuk berdarah
6.      Infeksi : suhu meningkat, merah membengkak, keuar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit
7.      Tinja/kemih : tidak BAB dalam 3 hari, tidak berkemih dalam 24 jam
8.      Aktivitas : mengigil, atau tangis yg tidak biasa, rewel lemas, terlalu mengantuk, lunglai , dan kejang

C.  Rencana Asuhan pada bayi  2-6 hari
Asuhan yang akan diberikan bidan pada bayi 6 mingu pertama antara lain :
1. Dalam Pemberian ASI
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi.
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
1.      Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.
2.      Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :
a)        Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
            Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.
b)        Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul.
            Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali dalam sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya.
c)        Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
            Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui.
Posisi menyusui dapat dilakukan dengan :
-          Posisi berbaring miring
Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam keadaan lelah atau nyeri.
-          Posisi duduk
            Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan untuk memberikan topangan pada/ sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya. Posisi ini dapat dilakukan dengan bersila di atas tempat tidur atau lantai, ataupun duduk di kursi
-          Posisi ibu tidur telentang
Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi ini juga dapat dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di atas dada ibu diantara payudara ibu.
Tanda-tanda bayi bahwa telah berada pada posisi yang baik pada payudara antara lain:
a.       Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu
b.       Mulut dan dagu bayi berdekatan dengan payudara
c.       Areola tidak akan tampak jelas
d.      Bayi akan melakukan hisapan lamban dan dalam, dan menelan ASInya
e.       Bayi terlihat senang dan tenang
f.       Ibu tidak akan merasa nyeri pada daerah payudaranya.

d)       Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
            Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam penuh.
             Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis.
§  Aspek fisik
Kedekatan ibu dengaSn bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap saat, tanpa terjadwal (nir-jadwal). Dengan demikian, semakin sering bayi menyusu maka ASI segera keluar.
§  Aspek fisiologis
Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih sering disusui. Sehingga bayi mendapat nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks oksitosin yang ditimbulkan dari proses menyusui akan membantu involusio uteri dan produksi ASI akan dipacu oleh refleks prolaktin. Selain itu, berbagai penelitian menyatakan bahwa dengan ASI eksklusif dapat menjarangkan kehamilan atau dapat digunakan sebagai KB alami.
§  Aspek psikologis
Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau proses lekat (early infant mother bounding). Hal ini disebabkan oleh adanya sentuhan badaniah ibu dan bayi. Kehangatan tubuh ibu memberikan stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga mempengaruhi kelanjutan perkembangan psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI secara eksklusif, merupakan kepuasan tersendiri.
§  Aspek edukatif
Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat bayi dan merawat dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah, dorongan suami dan keluarga sangat dibutuhkan oleh ibu.
§  Aspek ekonomi
Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga, tetapi juga untuk rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini merupakan suatu penghematan dalam pembelian susu buatan dan peralatan lain yang dibutuhkan.
§  Aspek medis
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Selain itu, ibu dapat melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya yang menyimpang dengan cepat. Sehingga dapat segera menanyakan kepada petugas kesehatan sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak wajar.
e)        Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui sesuai dengan keinginannya (on demand). Bayi dapat menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya.
f)         Memberikan kolustrum dan ASI saja.
ASI dan kolustrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi. Kandungan dan komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing. ASI dari ibu yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga.
g)        Menghindari susu botol dan “dot empeng”.
Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi bingung puting dan menolak menyusu atau hisapan bayi kurang baik. Hal ini disebabkan, mekanisme menghisap dari puting susu ibu dengan botol jauh berbeda.
2.        Pengukuran BB
Di ukur tiap 2 hari sekali atau dapat lebih sering
Bayi ditimbang dalam keadaan telanjang, biasanya sebelum bayi dimandikan
Pada minggu pertama kelahiran bayi terjadi kehilangan berat badan sebanyak 10% krn :
                        a. Pengeluaran mekonium
                        b. Pengeluaran energi
                        c. Asupan kalori yang masih relatif rendah

3.        Kontrol Suhu
Suhu akan lebih akurat pengukurannya apabila diperiksa di rectal. Pada jam-jam pertama kelahiran suhu bayi baru lahir diukur setiap setengah jam sampai pengukuran 2 kali berturut –turut  suhu bayi menunjukkan  36.5 C 24 jam pertama setiap 4 jam, kemudian hari berikutnya 2 kali sehari bila tidak ada komplikasi. Pengukuran dilakukan sebelum bayi ditelanjanggi

4.        Perawatan Tali Pusat
Suatu tindakan atau penanganan lanjut pada neonatus untuk mencegah infeksi dan membantu supaya luka tali pusat cepat kering
Tujuan perawatan tali pusat :
-          Mencegah infeksi
-          Mempercepat pengeringan
-          Mempercepat terlepasnya tali pusat (puput)

Indikasi :
-          Pada BBL setelah tali pusat dipotong
-          Jika tali pusat kotor
-          Jika tali pusat terkena air kencing, kotoran bayi
-          Dilakukan setelah tali pusat dipotong sampai tali pusat terlepas
-          Dilakukan minimal 2 kali sehari
-          Hal–hal yang harus diperhatikan dalam perawatn tali pusat :
-          Perawatan tali pusat dilakukan setiap habis mandi , basah karena BAB/BAK
-          Daerah tali pusat harus keadaan bersih dan kering
-          Tali pusat tidak boleh diberikan ramuan-ramuan tradisional
-          Perhatikan adannya kemerahan ,berlendir atau perdarahan : Tanda-tanda infeksi
Langkah-langkah perawatan pusar bayi adalah :

-          Bersihkan area pusar dengan bola kapas lembut yang telah dicelupkan air matang. Lakukan dengan lembut, tidak perlu menggosok atau mendorong pusar. Kemudian keringkan dengan handuk lembut.

-          Ganti pembalut pusar bayi dengan kain kasa baru. Tidak perlu panik melihat tetesan darah yang kemudian menghitam, terutama di minggu pertamanya. Pada saat ini, pusar bayi yang baru lahir biasanya masih tampak seperti luka.

-          Kenakan popok dengan cara melipat bagian atasnya menjauhi pusar untuk menghindari rembesan urin mengenai pusar.
Beberapa hal yang perlu diingat saat merawat pusar bayi, antara lain :

-          Jaga kebersihan area pusar dan sekitarnya, serta upayakan selalu dalam keadaan kering.

-          Gunakan kapas baru pada setiap basuhan.

-          Agar tali pusar lebih cepat lepas, gunakan kain kasa pada bagian pusar yang terus dibalut sehingga mendapat udara cukup.

-          Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin.

-          Agar praktis, kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar.

-          Lakukan acara bersih-bersih ini 1-2 kali sehari.
-          Jika kulit di area sekitar pusar si kecil memerah dan panas seperti terbakar, segera kunjungi dokter. Bisa jadi ada infeksi yang disebabkan jamur atau al lain. Kalau penyebabnya memang benar-benar infeksi, biasanya akan diberi sedikit betadine
5.        Memandikan Bayi
           
            Memandikan bayi adalah membersihkan bayi dari kotoran untuk mencegah bayi terkena infeksi.

Indikasi :
-          Pada bayi normal 6 jam setelah bayi lahir
-          Bayi yg kotor
-          Bayi yg suhu tubuhnya normal
-          Bayi yg tidak terkena infeksi kulit

Tujuan :
-          Agar bayi tetap bersih, maka ia harus dimandikan setiap pagi dan sore
-          Mandi dapat melancarkan sirkulasi darah serta pernafasan
-          Dapat mencegah bayi dari infeksi

Kontra indikasi :
-          Bayi hipotermi
-          Bayi yg terkena infeksi kulit
-          Bayi prematur
-          Bayi aspiksia

6.        Penyuluhan Sebelum pada Orang Tua

            Pendidikan dan penyuluhan pada orang tua :
-          Mengajarkan pada orang tua  cara memandikan
-          Perawatan tali pusat
-          Pergantian popok

            Pemulangan yang normal kesehatannya  dipulangkan bersamaan dengan ibunya , dokter memeriksa bayi  dan memberikan surat keterangan pulang, tanggal dimana bayi dapat kunjungan ulang

7.        Mempromosikan vaksinasi
            Imunisasi adalah usaha memberikan kekbalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tetentu. Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukkan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan ataupun peroral
            Tujuan Imunisasi adalah agar tumbuh kembang terhadap penyakit tertentu, kekbalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
-          Terdapat tingginya kadar antibody pada saat dilakukan imunisasi
-          Potensi anti gen yang disuntikan.
-          Waktu antara pemberian imunisasi
Contoh imunisasi melalui suntikan seperti :
a, Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)            Imunisasi ini digunakan untuk mencegah penyakit TBC yang berat, imunisasi ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberiannya 1 kali pada umur 0-11 bulan namun pada umumnya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan. Cara pemberiannya melalui intradermal dengan dosis 0,05 cc. Efek sampingnya dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi Limfadenitis regional dan reaksi panas.
b. Imunisasi DPT ( Diphteri,Pertusis, dan tetanus)
            Imunisasi ini digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit Dipteri. Merupakan vaksin yang mengandung racun kuman diphteri yang telah dihilangkan sifat racunnya, akan tetapi masih dapat merangsang pembentukkan zat anti ( toksoid). Frekuensi pemberian yaitu 3 kali dengan maksud pemberian pertama tahap pengenalan terhadap vaksin untuk mengaktifkan organ tubuh membuat zat aktif, pemberian kedua dan ketiga dimaksudkan untuk terbentuknya zat aktif yang cukup. Waktu pemberian antara umur 2-11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara Pemberian melalui intramuscular dengan dosis 0,5 cc. Efek samping yang ringan pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan serta demam. Efek samping berat menangis hebat kurang lebih 4 jam, kesadaran menurun, kejang, ensephalopati, dan shock.
c.Imunisasi campak
            Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. vaksin ini mengandung virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian 1x. waktu pemberian pada umur 9-11 bulan. Cara pemberian melalui subcutan dengan dosis 0,5 cc efek samping terjadi ruam pada tempat suntikan dan panas.
d. Hepatitis B
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis. Vaksin ini mengandung HbsAG dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian 3x. waktu pemberian umur 0-11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara pemberian intramuscular dengan dosis 0,5 cc.
e. Imunisasi MMR (measles,Mumps, dan rubella)
            Imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak (measles) gondong, parotis epidemika (mumps) dan rubella (campak jerman). Antigen yang dipakai adalah virus campak strain Edmonson yang dilemahkan, virus rubella strain RA27/3 dan virus gondong tidak dianjurkan pada bayi dibawah umur 1 tahun karena dikhawatirkan terjadi interverensi dengan antibody maternal yang masih ada. Khusus pada daerah endemic sebaiknya diberikan imunisasi campak yang monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan boster dapat dil;akukan MMR pada usia 15-18 bulan.
f. Imunisasi tiphus abdominalis
            Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit tifus abdominalis. Di Indonesia terdapat 3 jenis vaksin tifus abdominalis diantaranya:
-          kuman yang dimatikan, diberikan untuk bayi 6-12 bulan dengan dosis 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, 2-12 tahun diberikan sebanyak 2x dengan interval 4 minggu.
-          kuman yang dilemahkan (vivotif, berna), dapat diberikan dalam bentuk kapsul enteric coated sebelum makan pada hari ke-1, 2 dan 5 pada anak usia 6 tahun.
-          antigen kapsular Vi polysaccaharide (Typhim Vi, Pasteur Meriux) diberikan pada usia 2 tahun dan dapat diulang tiap 2 tahun.
g. Imunisasi varicella
            Imunisasi ini digunakan untuk mencegah penyakit varicella (cacar air) vaksin ini mengandung virus hidup varicella zoozter strain OKA yang dilemahkan, pemberiannya tunggal pada usia 12 tahun didaerah tropic dan bila usia 13 tahun dapat diberikan 2x suntikan interval 4-8 minggu.
h. Imunisasi hepatitis A
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis A. diberikan pada usia 2 tahun untuk pemberian awal menggunakan vaksin havrix (isinya virus hepatitis A strain M75 yang inactivated aktif) dengan 2 suntikan interval 4 minggu dan boster 6 bulan kemudian.
i. Imunisasi HiB ( Haemophilus Influenzae Tipe B)
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe B mengandung vaksin berbentuk polisakarida murdi (PRP: purified capsular polysaccharide) kuman H. influenza tipe B antigen dalam vaksiun tersebut dapat dikonjugasi dengan protein lain seperti toxoid tetanus (PRP-T), toxoid dipteri (PRP-D atau PRPCR50) atau dengan kuman monongococus (PRP-OMPC) pemberian awal PRP-T dilakukan 3x suntikan interval 2 bulan. Suntikan PRP-OMPC dilakukan 2x suntikan interval 2 bulan kemudian bosternya diberikan pada usia 18 bulan.
j. Imunisasi polio
            Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kemlumpuhan pada anak kandungan vaksinnya virus yang dilemahkan frekuensi pemberian 4x waktunya pada umur 0-11 bulan dengan interval 4 minggu cara pemberian melalui oral.
            Di Negara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah sebagaimana yang telah ditentukan oleh WHO yaitu BCG, DPT, Campak , polio dan ditambah lagi dengan imunisasi hepatitis B.


















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Asuhan yang diberikan pada bayi 6 minggu pertama harus dilakukan secara benar dan tepat agar bayi merasa nyaman dan tidak terjaid kejadian yang tidak diinginkan. Asuhan yang diberikan antara lain :
1.      Dalam Pemberian ASI
2.      Pengukuran BB
3.      Kontrol Suhu
4.      Perawatan Tali Pusat
5.      Memandikan Bayi
6.      Penyuluhan Sebelum pada Orang Tua
7.      Mempromosikan vaksinasi
B.  Saran
            Diharapkan Makalah ini dapat memberikan manfaat pada para pembaca dalam menambah pengetahuan tentang asuhan pada bayi 6 minggu pertama. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritk dan saran diharapkan untuk dapat menyempurnakannya.







DAFTAR PUSTAKA

`

1 komentar:

  1. kak oyin,,, bisa postkan bahan tentang hubungan parietas dengan HPP ga kak,, atau kalau ada KTInya juga ya kak,, makasih kak,,,,,

    BalasHapus